Hai berjumpa kembali dengan saya Harik, pada kesempatan kali
ini, saya akan menjelasakan dengan kacamata orang awam mengenai Spiritualitas
Zen, saya membaca buku mengenai Zen, dari Pengarang Reza AA Wattimena, beliau
ini sering menulis buku bertemakan Zen, kebetulan saya kurang lebih sudah
membaca 2 buku beliau yang berjudul “dengarkanlah pandangan hidup timur zen,
dan jalan pembebasan”, lalu satu lagi Urban Zen, kemudian saya cenderung aktif,
dalam membaca publikasi jurnal beliau, terlebih lagi yang berkaitan dengan zen,
disini saya tidak mencoba untuk menjelaskan dari satu buku saja, tapi
pengalaman dan intisari yang sudah saya baca mengenai Zen.
Yang sata ketahui Zen ini adalah filosofi ketimuran, Negara-negara
timur ini yang biasanya lekat dengan Zen, seperti China, india. Zen juga
bermuara pada ajaran Buddha, tak heran saya, jika membaca publikasi zen pasti
kalimatnya menyambungkan ke Buddha, tapi yang unik disini adalah, zen mempunyai
otonomisasi sendiri, dia tidak melekat pada siapapun, dia hanya ada untuk dia
dan kosong, oh iya pertama saya jelasakan, zen itu berkaitan erat dengan
filosofi kekosongan, begini penjelasanya, hidup manusia dijaman modern tidak
alami, banyak manusia stress dijaman modern karena pemikiran dualistik, yang
terkait dengan bahasa, konsep, masa depan serta masa lalu. Disini Zen masuk
seperti pemurnian, agar orang kembali mengevaluasi tujuan hidup sesungguhnya.
Mengenai prakteknya, saya sendiri sedang mencoba, tapi
lagi-lagi kadang kita masih terjebak dengan konsep, masa depan dan masa lalu,
saya juga pernah baca buku thich nhat hanh, yang isinya mengenai metode
menguasai “saat ini”. Oh ya Zen ber-akar pada saat ini, detik ini, saat kita
bernafas dan merasakan kita masuk kedalam saat ini.
Didalam buku yang saya baca mengenai zen, manusia harus
melepas dari konsep bahasa, bahasa tidak mampu mengantarkan manusia pada
kebebasan, justru bahasa adalah persekongkolan antar manusia yang sangat
melekat pada materi, dunia secara ada.
Tetapi bagaimana cara kita menikmati masa kini, adalah dengan
kesadaran, kita sadar pada angin yang menerpa rambut kita, kita sadar akan
nafas yang masuk dan keluar, kita sadar teriakan tetangga sekitar, kita sadar
sakit, kecewa, bahagia. Intinya kita menjalani seperti orang yang alami sadar
akan saat ini. Kasus-kasus orang menderita yang saya temui ketika membaca
spiritualitas zen adalah kemelekatan, melekat dengan sesuatu, terobsesi secara
gila dengan sesuatu, dampaknya akan melahirkan kekecewan, kekecewan ini adalah
salah satu penderitaan yang akan berdampak buruk bagi jasmani dan rohani kita.
Misal begini, apa bedanya orang gila dengan orang biasa,
keduanya menikmati momen saat ini bukan, orang gila tidak punya pikiran masa
depan dan masa lalu, orang masa kini justru punya pikiran untuk masuk kedalam
kemelekatan, bedanya adalah, orang gila tidak berfikir dan sadar, dia secara
alami seperti hewan, lagi mimin bahas tentang kekosongan, bukan berarti kosong
artinya tidak mikir seperti orang gila, kosong disini adalah kesadaran alamiah,
yang kita rasakan, tidak dibuat-buat, kondisi mengalaminya pada momen itu.
Baca Juga: Bagian Terpenting dalam pekerjaan di Supermarket
Analogi yang seru banget ketika saya membaca buku mengenai
spiritualitas Zen adalah, ada biksu Zen dengan seorang murid, scene ini seperti
film 2012, dimana seorang murid mengajak gurunya dengan tergesa-gesa supaya
ikut mengungsi, sikap terburu-buru ini membuat master zen mencoba menuangkan
sebuah teh ke dalam cangkir, ketika cangkir itu penuh dan luber, master zen
tidak berhenti menungkan teh, lalu murid itu memaksa master zen untuk menyudahi
tehnya, karena air teh yang sangat luber, lalu master zen berkata kepada
muridnya, “gelas ini sangat penuh, seperti pikiranmu yang penuh” artinya
pikiran murid itu cemas, tidak hidup masa kini, berfikir dualistik yang membuat
tubuh menderita.
Praktek berfikir masa kini adalah pekerjaan yang harus
manusia modern seperti kita, dimana kita harus hidup pada masa kini, sebenernya
susah, tapi yang saya baca didalam bukunya, kita harus terus mencoba, jika
gagal coba lagi, jika gagal terus mencoba hingga berhasil, manusia tidak ada
yang benar mengalami di satu sisi saja, nasib manusia selalu berbali seperti
koin yang memiliki 2 sisi, terbiasakan hal seperti itu.
Jadi jika kalian tertarik masuk dalam spiritualitas Zen, setidaknya kalian harus baca di rumahfilsafat.com, kalian harus pelan-pelan menelaah spiritualitas zen, kemudian semakin dalam, kalian pasti memahami dan hidup dalam masa kini. Terimakasih.