Hai nama saya harik galuh putra, saya adalah seorang pengusaha dibidang makanan, yaitu pecel lele dan ayam. Usaha saya sudah berjalan dari 2017, bisnis saya hanya mengandalkan konsumen secara offline, dan waktu itu saya belum mengenal gofood.
Tepat pada
2019 saya bekerja sama dengan goofood melalui kemitraan, banyak persyaratan
yang saya lakukan, mulai dari foto buku rekening tabungan, surat kuasa, KTP,
Kartu Keluarga, serta beberapa foto jualan saya. Dan waktu itu saya hanya
berfokus pada potongan kerjasama, yups, potongan dari pihak gofood adalah 20
persen, lagi itu saya hanya menjalankan saja.
Sistem 20
persen adalah per-item produk, jadi setiap produk yang kita pasang di gofood
wajib kita tambahkan, missal harga ayam 10 ribu rupiah di harga offline nya,
maka ketika kita pasang di gofood, kita tambahkan 2 ribu rupiah dalam arti 2
ribu adalah 20 persen dari 12 ribu. Jadi total kita pasang 12 ribu rupiah,
ketika ada yang order, secara otomatis. sudah terpotong, dan kita mendapat
sesuai harga jual yaitu 10 ribu. Yups cukup simple
Sebenernya saya
hanya menjalankan saja, saya juga tidak terlalu peduli dengan sistem online,
kendalanya salah satunya driver di daerah saya masih sepi, kebanyakan driver
hanya lewat, lalu-lalang saja, tidak ada yang fokus berdiri dan menunggu
orderan di daerah saya, maka dari itu saya hanya berprinsip menjalankan usaha
secara offline saja.
Tepat setelah
covid, dimana arus keuangan nasional, termasuk daya beli yang belum maksimal,
hingga sampai sekarang, saya sedikit berperan dan melihat sisi lain jualan saya
di gofood, saya mulai memasang promo menu, total harga, dan itu rutin saya
lakukan setiap minggu.
Disini masuk
dilematisnya, ketika pengusaha kecil seperti saya memainkan harga di gofood,
saya bingung sekali, harga yang saya tetapkan sebenarnya kurang bersaing dan
terlalu besar, saya membandingkan dengan daya beli masyarakat yang sangat
menurun, ketika saya Tarik down harga, saya juga tidak dapat untungnya,
memasang tinggi tidak laku, memasang rendah, pengusaha tidak dapat untung. Memang
promo itu menarik konsumen, tapi dengan range harga segitu, penjual Cuma dapet
lelahnya saja.
Jika kita
flashback sendikit, sebagai penjual, barang yang kita beli dari pasar pun
harganya seperti gelombang badai, tidak ada yang stabil. Missal cabai tiba-tiba
naik, tomat naik, ayam naik, dan kita sebagai penjual sangat kewalahan terhadap
fenomena ini, jadi tidak mudah menurunkan harga, dengan melihat modal kita yang
sudah kita keluarkan.
Kemudian saya
berfikir tentang bagi hasil antara mitra penjual dengan gofood, begitupun
driver gojek dengan gofood, ternyata saya sangat terkejut, pihak gojek tetap
menarik 20 persen dari driver, wow alangkah bengis sekali sistem ini, jadi
setiap orderan masuk, gojek dapet 40 persen, gofood 20 persen, driver 20
persen. dibilang terlalu tinggi benar
sekali, hal ini mungkin yang dirasakan konsumen gofood, jika membeli makanan,
harga yang ditawarkan sangat tinggi, dan menurunkan minat untuk membeli sebuah
makanan di gofood.
Kritik saya
terhadap gofood adalah, agar memberikan nafas baru untuk kita penguasa kecil
dan bermitra, berikan sedikit pengurangan potongan, yang menurut saya akan
berdampak sangat besar bagi kita pengusaha. Jika sistem ini terus berjalan,
saya yakin, konsumen sangat enggan memilih gofood sebagai sajian menu makan. Saya
berharap ada solusi atas potongan sebesar 40 persen ini. Terimakasih.